Internasional

Donald Trump Buka Suara Usai Pasukan Amerika Gagal Sadap Kim Jong-Un

Monday, 08 September 2025 11:00 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Foto: Instagram @donaldtrump)

Radarsuara.com - Pasukan khusus Amerika Serikat dari unit Navy SEAL Team 6 Red Squadron dilaporkan gagal dalam operasi rahasia untuk menyadap komunikasi pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada tahun 2019. 

Misi tersebut dilakukan saat Washington tengah menggelar perundingan nuklir tingkat tinggi dengan Pyongyang.

Menurut laporan The New York Times, operasi itu tidak berjalan sesuai rencana setelah sebuah kapal mulai menyapu perairan dan diduga melihat pergerakan tim SEAL menuju pantai. 

Merasa terancam, tim melepaskan tembakan yang menewaskan seluruh orang di kapal, lalu terpaksa mundur tanpa menyelesaikan misi penyadapan.

Karena sensitif, misi ini disebut memerlukan persetujuan langsung Presiden Donald Trump. Namun ketika ditanya dalam jumpa pers di Oval Office, Trump membantah mengetahui operasi tersebut. 

“Saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Saya mendengarnya sekarang untuk pertama kalinya,” ucap Trump seraya menambahkan akan mencari tahu lebih lanjut, dikutip dari The New York Times, Senin 8 September 2025.

SEAL Team 6 Red Squadron merupakan unit elite yang sama pernah menewaskan pendiri al-Qaeda dan dalang serangan 11 September 2001, Osama bin Laden. 

Untuk misi ke Korea Utara, tim tersebut telah berlatih selama berbulan-bulan sebelum diterjunkan. Unit yang secara resmi dikenal sebagai Naval Special Warfare Development Group itu memang kerap melaksanakan operasi berisiko tinggi yang biasanya tidak diakui secara terbuka oleh Pentagon maupun Gedung Putih.

Upaya diplomasi Trump dengan Korea Utara di periode keduanya dinilai lebih sulit dibandingkan masa jabatan pertamanya.

Beberapa pejabat Korea Utara bahkan menolak surat resmi Trump yang dimaksudkan untuk membuka kembali dialog dengan Kim Jong-un. 

Padahal, tujuan akhir perundingan adalah menciptakan kesepakatan damai permanen antara Korea Utara dan Korea Selatan setelah puluhan tahun ketegangan.

Editor: Mahipal

Komentar

You must login to comment...