Pertanian dan Peternakan

Ngobras Kementan: Pemupukan Berimbang Kunci Bertani Cerdas, Hemat dan Ramah Lingkungan

Wednesday, 12 November 2025 19:14 WIB
Ngobras Kementan: Pemupukan Berimbang Kunci Bertani Cerdas, Hemat dan Ramah Lingkungan (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) menggelar Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 39, Selasa (11/11/2025). Bertemakan “Bertani Cerdas dengan Pemupukan Berimbang: Hemat, Efisien dan Ramah Lingkungan, kegiatan disiarkan langsung di akun youtube @pusluhtanri dan zoom meet. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya efisiensi dan ketepatan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

“Pupuk harus digunakan secara tepat dosis, tepat waktu, dan tepat sasaran. Kita ingin petani lebih sejahtera dengan hasil panen meningkat tanpa membebani lingkungan. Pemupukan berimbang adalah kunci menuju pertanian yang berkelanjutan.”

Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa penyuluh pertanian memiliki peran strategis dalam mengedukasi petani tentang pemupukan berimbang.

Penyuluh adalah garda terdepan dalam memastikan teknologi pemupukan diterapkan secara benar. Melalui pendekatan berimbang dan ramah lingkungan, penyuluh membantu petani mencapai hasil maksimal tanpa merusak ekosistem tanah, jelas Kabadan Santi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, I GST. Made NGR. Kuswandana menegaskan bahwa inovasi dalam pemupukan berimbang harus menjadi gerakan bersama.

“Kita dorong penyuluh di seluruh Indonesia untuk menjadi agen perubahan dalam pemupukan yang hemat, efisien, dan adaptif terhadap kondisi tanah di masing-masing wilayah.”

Menurut narasumber Ngobras, Penyuluh Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan sekaligus youtuber muda pemilik akun @penyuluhpertanianlapangan sebagai narasumber, Rizal Ansar menjelaskan bahwa praktik pemupukan yang tidak tepat sering kali menyebabkan kerugian besar bagi petani, baik dari sisi biaya maupun hasil panen. 

Berdasarkan data dan penelitian yang disampaikan, terdapat lima kesalahan fatal dalam pemupukan, diantaranya adalah alah jenis pupuk, salah dosis, salah waktu, salah cara aplikasi dan salah sasaran

Rizal menekankan pentingnya mengetahui kebutuhan unsur hara tanah melalui pengecekan pH secara berkala, idealnya setiap 3 hingga 4 minggu sekali. Selisih satu tingkat pH dapat memerlukan sekitar 3,6 ton dolomit per hektare, sementara selisih dua tingkat bisa mencapai 6,8 ton per hektar.

Rizal juga memperkenalkan konsep “Bertani Ramah Lingkungan” dengan menggabungkan pemupukan organik dan anorganik secara sinergis. Menurutnya, salah satu solusi yang efektif adalah penggunaan microbial solution sebagai agen pembenah tanah.

Untuk langkah-langkah pembuatan bioaktivator berbahan dasar dedak adalah air, gula, dan asam humat yang difermentasi selama 24 jam hingga menghasilkan larutan mikroba alami. Larutan ini bisa digunakan dalam bentuk murni sebagai pembenah tanah atau diencerkan dengan perbandingan 1:10 untuk tanaman pangan dan hortikultura.

"Pemupukan bukan hanya tentang menambah pupuk, tapi tentang bagaimana tanah tetap sehat, tanaman tumbuh optimal, dan lingkungan tetap lestari," ucapnya. Selain itu juga pentingnya memahami kebutuhan unsur hara tanaman seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). Setiap unsur memiliki ciri kekurangan yang berbeda dan berdampak pada pertumbuhan tanaman, jelasnya.

Tanaman yang kekurangan Nitrogen biasanya menunjukkan daun menguning dari bawah ke atas karena proses fotosintesis terganggu. Kekurangan Fosfor menyebabkan tanaman kerdil dan daun berwarna ungu kehitaman. Sementara kekurangan Kalium tampak pada tepi daun yang mengering. 

Untuk Kalsium, gejalanya muncul pada pucuk daun yang mudah mati, dan kekurangan Magnesium terlihat dari daun menguning di antara tulang daun, sehingga penyuluh perlu memahami gejala-gejala tersebut agar dapat memberi rekomendasi pemupukan yang lebih akurat dan tepat sasaran di lapangan. 

Dalam sesi interaktif, Rizal berbagi tips alternatif bagi petani dalam memanfaatkan bahan yang mudah didapat di sekitar lingkungan seperti kalsium dari semen putih.

“Semen putih sebenarnya mengandung kalsium yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pH tanah dan memperkuat struktur tanaman. Namun cara penggunaannya tidak boleh sembarangan. Jangan pernah menaburkan semen langsung ke tanah atau tanaman, karena kandungan kimia lain di dalamnya dapat melukai akar. Air rendaman semen putih (bukan bubuknya) dapat digunakan sebagai larutan pupuk jika diolah dengan hati-hati. 

“Ingat, ambil hanya airnya karena endapan dan bahan kimia lain dari semen bisa bersifat korosif terhadap tanaman. Jika digunakan benar, air semen putih bisa menjadi sumber kalsium murah yang membantu memperbaiki tanah asam,” tutupnya. (FB/NF)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...