Tampung Hasil Panen Melimpah, 100 Gudang Baru Akan Dibangun, Ini Lokasi dan Kapasitasnya
Wednesday, 12 November 2025 15:42 WIB
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), usai menyaksikan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB).
Radarsuara.com, Jakarta - Pemerintah akan membangun 100 gudang baru untuk menampung hasil panen padi dan jagung di berbagai daerah. Pembangunan ini merupakan solusi atas keterbatasan daya tampung gudang yang dimiliki Perum Bulog dalam menyerap hasil panen petani.
Kebijakan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), usai menyaksikan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Pembangunan Infrastruktur Gudang Baru antara Kementerian Pertanian, Bulog, Danantara, dan Kemendagri.
“Ini respon terhadap tuntutan masyarakat, karena panennya kemarin melimpah, baik gabah maupun jagung,” ujar Zulhas di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa peningkatan produksi hasil pertanian yang signifikan merupakan buah kerja keras tim di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian.
Namun, lonjakan produksi ini justru menyebabkan Bulog kesulitan menampung stok akibat kapasitas gudang yang terbatas.
“Bulog mengeluh, sewa di mana-mana, gudangnya kurang. Nah, respon pemerintah cepat, maka akan segera dibangun 100 gudang Bulog yang tersebar di sentra-sentra produksi padi dan jagung,” jelasnya.
Pembangunan 100 gudang baru ini akan didanai dengan anggaran sebesar Rp5 triliun. Gudang-gudang tersebut akan dibangun di sentra-sentra produksi padi dan jagung untuk memperkuat sistem logistik pangan nasional.
Kebutuhan gudang ini semakin penting lantaran produksi pangan yang terus meningkat dalam beberapa bulam terakhir. Berdasarkan data BPS, produksi beras melonjak menjadi 34,77 juta ton.
“Kerja keras tim, terutama Pak Mentan itu produksi kita luar biasa, dari 30 juta ton menurut BPS menjadi 34,77 juta ton. Berarti kenaikannya 13 persen lebih,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebut 100 gudang Bulog akan dibangun di daerah yang belum memiliki gudang termasuk daerah terdepan, terluar dan terpencil. Kapasitas gudang dibangun sesuai dengan potensi pertanian di daerah yang akan dibangun.
"Kita prioritaskan juga gudang-gudang yang di 3T, terdepan, terluar, dan terpencil. Ini kayak contoh di Nias Selatan, di Morotai dan lain sebagainya itu kan perlu gudang-gudang tersebut," kata Rizal..
Dia menilai pembangunan gudang baru dilakukan untuk memastikan cadangan pangan dan dapat meningkatkan efisiensi kos yang dikeluarkan. Kapasitas gudang ya g akan dibangun juga bervariasi mulai dari paling kecil 1000 ton, 3500 ton hingga 7000 ton.
Untuk menentukan kapasitas pihaknya akan melakukan berkoordinasi dengan kementerian Pertanian sebagai pihak yang mengetahui lokasi lumbung pangan.
"Proyeksinya dia sumber lumbung pangan atau tidak. Kalau mereka lumbung pangan besar berarti kita bikinkan gudang yang besar. Tapi kalau dia tidak punya lumbung pangan, ya mohon maaf nanti hanya gudang kecil saja," jelasnya.
Selain itu, sebagian gudang akan dilengkapi fasilitas Rice Milling Unit (RMU), dryer, dan sarana pendukung lainnya, terutama di daerah sentra produksi pangan. Sementara gudang di daerah non-sentra seperti kepulauan hanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan.
Rizal menjelaskan, percepatan pembangunan akan didukung melalui peraturan presiden (perpres) yang bersifat lex spesialis agar prosesnya berjalan cepat. “Harapannya, saat panen raya 2026 nanti, gudang-gudang ini sudah bisa digunakan untuk menampung hasil panen,” ujarnya.
Terkait tahapan pembangunan, Rizal menegaskan pihaknya akan memulai secepat mungkin menyesuaikan dengan kondisi cuaca di lapangan. Bulog juga akan melibatkan sejumlah BUMN karya dalam proyek tersebut.
“Intinya, begitu cuaca bagus, langsung kita mulai. Kita pengennya 100 gudang itu bisa selesai dalam setahun,” tambahnya.
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023