Pertanian dan Peternakan

Tingkatkan Daya Saing Produk, Lewat Ngobras Kementan Dorong Ekspor Hortikultura

9 jam yang lalu
Tingkatkan Daya Saing Produk, Lewat Ngobras Kementan Dorong Ekspor Hortikultura (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian kembali menggelar acara Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Volume 36, Selasa (21/10/2025).

Bertemakan “Penguatan Ekosistem Expor Hortikultura Berkelanjutan untuk Meningkatkan Daya Saing Produk ”, kegiatan ini sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong peran aktif penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan hortikultura di lapangan, guna memastikan peningkatan kualitas produksi, keberlanjutan usaha tani, serta perluasan akses pasar ekspor bagi petani Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan saat ini dirinya fokus untuk terus menekan impor pangan sembari mendorong ekspor produk pertanian dalam negeri. Hal ini dilakukan demi mendukung peningkatan neraca perdagangan secara umum.

Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional serta meningkatkan daya saing produk hortikultura di pasar global, inovasi dalam budidaya buah tropis menjadi sangat krusial.

Indonesia, sebagai negara beriklim tropis, memiliki potensi yang luar biasa dalam menghasilkan buah-buahan berkualitas tinggi. Namun, potensi ini harus diimbangi dengan upaya peningkatan produktifitas dan kualitas melalui pendekatan inovatif,” ujar Kabadan Santi.

Sementara, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, I Gusti Made Ngurah Kuswandana menambahkan bahwa dalam konteks hilirisasi, penyuluh memiliki peran strategis untuk mendorong petani agar tidak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga memahami potensi nilai tambah dari hasil panen mereka.

Narasumber Ngobras, Jainal Rabin Damanik membagikan pengalaman suksesnya membangun rantai pasok hortikultura yang mampu menembus pasar ekspor. Dirinya menegaskan bahwa kunci utama keberhasilan terletak pada kualitas, kontinuitas produksi, dan pemahaman terhadap pasar. Petani harus tahu dulu siapa pembelinya dan apa yang dibutuhkan pasar, baru menentukan apa yang akan ditanam.

Menurutnya, salah satu tantangan besar dalam sistem pertanian Indonesia adalah masih kuatnya orientasi produksi tanpa memperhitungkan kebutuhan pasar baik dari sisi volume, standar mutu, maupun waktu panen. Padahal ekspor sangat ditentukan oleh kemampuan memenuhi permintaan pasar secara tepat dan konsisten.

Jainal menambahkan beberapa kelompok tani kini sukses menembus pasar ekspor lewat strategi cerdas, menjalin kontrak harga dan kesepakatan kualitas sejak awal musim tanam. Langkah ini bukan hanya memberi kepastian bagi petani, tetapi juga memastikan suplay produk tetap stabil dan memenuhi standar pembeli internasional.

Pentingnya pendekatan berbasis komunitas yang dinilai mampu memperkuat posisi tawar petani sekaligus mempermudah koordinasi dalam proses produksi dan distribusi. Pendekatan ini, menurutnya, menjadi kunci terciptanya ekosistem pertanian yang solid, efisien, dan berdaya saing di tingkat global.

Selain itu, hubungan antara petani dan pembeli itu seperti chemistry , harus dijaga dengan kepercayaan, konsistensi, dan komunikasi dua arah. 

Terakhir, bahwa keterbukaan dan komitmen kedua belah pihak menjadi fondasi penting dalam menciptakan kemitraan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. (HK/NF)

 (*/Adv) 

Komentar

You must login to comment...