Pertanian dan Peternakan

Wujudkan Swasembada Pangan dengan Serap Gabah Petani, Kementan dan Bulog Gandeng Penyuluh Pertanian

Friday, 16 May 2025 17:13 WIB
Wujudkan Swasembada Pangan dengan Serap Gabah Petani, Kementan dan Bulog Gandeng Penyuluh Pertanian (Foto: Dok. Kementan)

Radarsuara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat strategi ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui penyerapan gabah secara langsung dari petani oleh Perum Bulog. Hingga 14 Mei 2025, realisasi serapan telah mencapai 2.681.733 ton gabah kering panen (GKP), atau 89,39 persen dari target nasional sebesar 3 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa negara akan kuat jika cadangan pangannya kuat. Pemerintah telah memastikan seluruh hasil panen petani akan diserap, termasuk dalam kondisi darurat atau paceklik. Ini adalah bagian dari visi Presiden untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian dalam mendukung swasembada pangan nasional.

“Penyuluh adalah garda terdepan dalam mengedukasi petani untuk kegiatan panen, sehingga tepat waktu dan menjaga kualitas hasil. Kami juga terus memperkuat sistem pelaporan digital luas tanam dan serapan gabah secara real time,” ujar Kabadan Santi.

Sementara, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Tedy Dirhamsah mendukung penuh kegiatan serap gabah ini melalui pelaporan harian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian. Dimana seluruh penyuluh pertanian di daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan harian mengenai HPP dan GKP. 

Selanjutnya laporan ini harus dikirim kepada Pusat Penyuluhan Pertanian untuk diverifikasi. Data yang masuk akan digunakan sebagai kontrol untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan sesuai rencana, ucap Tedy.

Dalam acara Mentan Sapa Penyuluhan dan Petani (MSPP) Volume 16, Jum’at (16/06/2025) menurut narasumber Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, mengatakan bahwa strategi baru Bulog tidak lagi hanya menunggu pasokan di gudang, tetapi aktif menjemput bola ke lahan petani.

 “Kami bekerja sama dengan penyuluh, TNI, dan Polri untuk menyerap gabah secara langsung sampai di lokasi. Pembayaran dilakukan tunai di tempat, dengan harga pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram,” ungkap Febby.

Sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi geografis di Indonesia, Bulog juga memberikan tambahan biaya transportasi hingga Rp200/kg untuk lahan yang jauh dari titik pengumpulan. Namun, tantangan tetap ada. Beberapa daerah melaporkan keterbatasan gudang penyimpanan dan jarak tempuh yang mempengaruhi kualitas gabah. 

Feby menambahkan jika sebagian gudang sudah penuh, dan perusahaan kini menyewa tambahan fasilitas penyimpanan.

Dalam diskusi interaktif yang berlangsung secara daring, Fajar, penyuluh dari Sukabumi, mempertanyakan koordinasi antara penyuluh dan Kodim. Bulog menegaskan bahwa sinergi lintas sektor menjadi bagian integral dari strategi nasional. 

Tugas pemenuhan serapan adalah kolaboratif, bukan hanya tanggung jawab Bulog. Pemerintah berharap dengan kolaborasi kuat antara lembaga, penyuluh, dan petani, cita-cita mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan segera tercapai.yang telah ikut serta membantu mengedukasi kepada petani. (WY/NF)

 (*/Adv)

Komentar

You must login to comment...