Pendidikan

Pendidikan untuk Semua dari Yayasan Andi Hakim Nasoetion

Tuesday, 23 December 2025 15:58 WIB
Foto: Pendidikan untuk Semua dari Yayasan Andi Hakim Nasoetion

Radarsuara.com - Yayasan Andi Hakim Nasoetion  yang bergerak di bidang Pendidikan resmi hadir di antara Lembaga filantropi Indonesia. Peresmian dilakukan oleh Rektor IPB, Dr. Alim Setiawan Slamet, beserta para guru besar IPB University pada Minggu, 21 Desember 2025, di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB University Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

“Yayasan Andi Hakim Nasoetion (YAHN) didirikan, di samping untuk menghimpun dan menyalurkan dana beasiswa, juga untuk meneruskan nilai-nilai dan pemikiran Pak Andi yang mengajarkan pola pikir yang universal dan tak lekang oleh perubahan zaman,” kata Ketua YAHN Amir Toha pada sambutan dalam rangka peresmian Yayasan ini.

YAHN merupakan bentuk formal dari organisasi yang berdiri pada 2002, bertepatan dengan wafatnya tokoh Pendidikan Indonesia ini. Prof. Andi Hakim Nasoetion (AHN) adalah pencetus program seleksi mahasiswa Perguruan Tinggi yang disebut Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) cikal bakal program Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) atau jalur seleksi menggunakan nilai rapor dan prestasi akademik atau non-akademik di Indonesia.

Dari dana 12 juta rupiah yang dititipkan keluarga almarhum Pak Andi  dan dikelola sejak tahun 2002, kata Prof. Agus Buono dalam sambutannya sebagai Ketua Dewan Pembina, Beasiswa Andi Hakim Nasoetion diluncurkan kembali oleh Keluarga AHN beserta teman-teman satu angkatan putri sulung AHN, Marlina Dumasari (Alumni Statistika IPB Angkatan 23) bekerja sama dengan Himpunan Alumni Statistika IPB dan Departemen Statistika IPB pada Januari 2022, saat pandemi Covid melanda Indonesia.

Hingga saat ini Beasiswa AHN telah menyalurkan lebih dari 500 juta Rupiah untuk  membantu lebih dari 50 mahasiswa penerima manfaat dari berbagai fakultas di IPB University. Formalitas Beasiswa AHN menjadi sebuah yayasan ditujukan agar organisasi bisa lebih leluasa bergerak dan berdampak lebih luas kepada masyarakat.

Acara peresmian YAHN juga dihadiri oleh Ketua Majelis Wali Amanat IPB University Prof. Hardinsyah, Ketua Majelis Wali Amanat IPB sebelumnya (2019 - 2024) Prof. Tridoyo Kusumastanto, Ketua Senat Akademik Prof. Ujang Sumarwan,  Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB Prof. Deni Noviana, Wakil Rektor Bidang Konektivitas Global, Kerja Sama dan Alumni Prof Iskandar Zulkarnaen Siregar, Ketua Dewan Pengawas YAHN Dr. Etih Sudarnika, serta jajaran pimpinan IPB lain, akademisi, mahasiswa penerima beasiswa, alumni dan diaspora IPB yang bergabung secara online dari berbagai negara.

Peresmian YAHN didahului kuliah umum bertajuk “Pendidikan untuk Semua” oleh Rektor IPB Dr. Alim Setiawan yang menegaskan pentingnya perluasan akses pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, sesuai dengan nilai utama yang diusung oleh YAHN. Acara kemudian dirangkai dengan talkshow yang dipandu Tjandra Wibowo, alumnus IPB University, mantan presenter televisi kondang, yang mengangkat cerita-cerita tentang keteladanan Prof. Andi Hakim Nasoetion sebagai pendidik dan ilmuwan.

Simplicity is clarity of mind,” kata Prof. Asep Saefudin, Rektor UICI yang pernah menulis buku bersama AHN, mengutip quotes popular yang tertera di pintu ruangan Pak Andi Hakim di kampus IPB pada dekade 1980-an. Pada talkshow itu Prof. Asep menceritakan besarnya dukungan Prof. AHN semasa hidupnya kepada mahasiswa-mahasiswa yang dinilainya berpotensi besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Narasumber lain, Prof. Noor Azam Achsani, Dekan Sekolah Bisnis IPB University, mencatat tiga pesan kuat yang pernah disampaikan Bapak Statistika Indonesia ini. "Dunia diciptakan dengan keteraturan. Tugas kita adalah membaca keteraturan tersebut," katanya.  

Dia juga mengingat pesan Pak AHN untuk selalu berpikir lebih maju, visioner. "Berpikirlah untuk 20-30 tahun ke depan," katanya mengutip pesan Pak Andi kepadanya. Prof. Noor Azam mencontohkan bahwa Aktuaria adalah salah satu program studi di IPB yang dulu dicetuskan oleh Pak Andi, sebelum ilmu ini populer dan dirasakah urgensinya sekarang.

"IPB harus menjadi school of science & technology." Ini juga disampaikan Pak Andi pada dekade 1990-an. Dan sekarang, menurut Prof. Noor Azam, terbukti peran IPB sebagai school of science yang menciptakan sekolah teknik dan kedokteran.

Prof. Khairil Anwar Notodiputro menambahkan bahwa selain futuristik, Pak Andi juga inklusif. “Pak Andi bisa merasa sebelum orang mengeluh. Beliau berpikir melampaui zaman dan bidang ilmunya,” ujar Prof. Khairil. Tentang inklusivitas, “Beliau membantu tanpa memandang agama dan suku,” ujarnya. Ini diaminkan oleh Parihutan Sinaga, anak asuh Pak Andi, alumnus Statistika angkatan 23, yang pernah nyaris putus kuliah karena keterbatasan biaya.

Yanti Nisro, professional dunia riset yang kini menjabat sebagai salah satu pemimpin di Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengungkapkan bahwa Pak Andi telah menginspirasinya dalam hal prinsip-prinsip leadership yang diterapkannya sepanjang dia berkarier di perusahaan multinational, hingga saat ini.

Dr. Musthofa, penerima beasiswa AHN pertama yang kini menjabat sebagai dosen dan peneliti di Departemen Ilmu Komputer, FMIPA IPB University, serta pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia, berkomitmen meneruskan jejak Pak Andi dalam membina talenta-talenta muda Indonesia.

Pada kesempatan talkshow ini, Andini Nauli, putri kedua Pak Andi, menceritakan sosok ayahnya yang selalu berusaha melindungi putrinya dari pengaruh buruk lingkungan sekitar, dan ringan tangan membantu sesama tanpa syarat.

“Setelah Bapak wafat, ada satu keluarga yang datang ke rumah menyampaikan duka cita. Mereka adalah orangtua yang pernah didorong dan dibantu untuk memperbaiki bibir sumbing putrinya. Saya belajar dari bapak bahwa kebaikan itu harus segera dilakukan. Jangan hanya menjadi wacana,” katanya.

Andini juga mengingat kutipan favorit ayahnya yang menjadi tagline Beasiswa AHN empat tahun terakhir, "Remember, as you climb the ladder of success, to reach back and give a helping hand to those following”. “Saat Anda menapaki tangga kesuksesan, ingatlah untuk mengulurkan tangan kepada mereka yang mengikuti di belakang.”

Acara peresmian ini ditutup dengan lelang memorabilia Pak Andi berupa mesin ketik manual. Sesi lelang berlangsung meriah, dengan antusiasme tinggi dari peserta, dan dimenangkan oleh Prof. Tridoyo Kusumastanto (Ketua MWA IPB University 2019-2024). Mesin ketik tersebut selanjutnya disumbangkan dan akan disimpan di museum IPB, sebagai bagian dari pelestarian sejarah dan inspirasi pendidikan.

Seluruh hasil lelang serta sumbangan uang dari para donatur pada acara peresmian YAHN ini akan disalurkan dalam bentuk beasiswa uang kuliah (UKT) atau bantuan biaya hidup (Living Cost/LC) bagi mahasiswa IPB yang membutuhkan. (*/Adv)

Komentar

You must login to comment...