Respon Cepat Kementan Lakukan Pemantauan Banjir di Lahan Persawahan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah
Tuesday, 21 May 2024 21:32 WIB
Respon Cepat Kementan Lakukan Pemantauan Banjir di Lahan Persawahan Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah (Foto : Dok. Kementan)
Radarsuara.com - Kompleksitas penanganan banjir di areal persawahan menjadi tantangan sendiri bagi pelaku pertanian, selain disebabkan oleh faktor iklim seperti tingginya curah hujan, gangguan lain seperti pembangunan jalan tol menjadi pemicu dari tak maksimalnya penyerapan air hujan.
Kabupaten Demak menjadi kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sering terdampak banjir.
Selain karena curah hujan yang tinggi, lokasinya berada di hilir, topologi tanah cekungan, meluapnya air rob namun juga adanya dampak samping dari pembangunan jalan tol.
Salah satu kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Sayung.
Dampaknya sebagian besar lahan pertanian berpeluang ditanam mundur akibat banjir rob.
Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Sayung, Syehudin Bayusena Radya, mengatakan bahwa adanya luapan banjir dari laut ditambah dengan perubahan alih fungsi lahan menyebabkan meningkatnya luasan permukaan yang tidak dapat menyerap air hujan, “Drainase yang ada di sekitar tol tidak sebanding ukurannya dengan jumlah air yang menggenangi lahan. Petani telah melakukan upaya antisipasi swadaya dengan membuat tanggul dari karung sak. Sebagian besar petani memanfaatkan lahan untuk tambak, dan banyak yang masih bertahan menanam padi. Kedepan, kami akan mendorong petani untuk penggunaan varietas benih tahan salinitas” jelas Bayusena.
Koordinator Tingkat Kabupaten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Koortikab POPT) Demak Provinsi Jawa Tengah, Norinda Dwi Andiyantari, mengatakan bahwa upaya mitigasi dan antisipasi berupa pembuatan tanggul sementara telah dilakukan guna mencegah masuknya air laut.
"Pompanisasi telah dilakukan untuk mempercepat surutnya air. Saat ini kami telah membuat proposal untuk pengajuan bantuan pompa untuk menambah unit pompa yang telah ada", terang Norinda.
Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Heri Muryanto, mengatakan bahwa ditengah situasi banjir yang melanda sejumlah titik persawahan di Kabupaten Demak, sebagian besar lahan masih aman “Kami mengapresiasi respon cepat Kementan dalam penangan banjir di Kecamatan Sayung. Per hari ini, petugas beserta petani di Kecamatan lain sedang melakukan kegiatan Gerakan Penanganan DPI berupa normalisasi saluran air. Untuk penanganan banjir di Kecamatan Sayung, selanjutnya kami akan bekerjasama dengan Dinas PUPR untuk pembuatan tanggul permanen guna mencegah masuknya banjir rob”, tandas Heri.
Selaras dengan Heri Muryanto, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastiyani, mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini tidak akan menganggu produksi pangan padi di Provinsi Jawa Tengah, “Upaya untuk menekan puso akibat banjir, telah dilakukan pompanisasi dan normalisasi saluran. Pompa air bantuan Kementan telah diterjunkan untuk menekan puso”, tutup Herawati.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat, mengatakan bahwa Kementan terus mengupdate data laporan banjir dari teman-teman di lapangan. Diharapkan laporan ini bisa menjadi benchmark bagi kami untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
“Puso akibat banjir di Jawa Tengah pada periode MK tahun ini masih lebih rendah dibandingkan MK tahun lalu, “jelas Rachmat. “Kami telah melakukan beberapa langkah antisipasi dampak iklim ekstrim diantaranya dengan mapping wilayah rawan banjir, pemantauan rutin informasi BMKG sebagai Early Warning System, normalisasi saluran irigasi, pompanisasi dan mendaftarkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)” sambung Rachmat.
Selain itu Rachmat menambahkan pihaknya akan melakukan langkah penanganan pasca banjir di wilayah terdampak untuk optimalisasi pemulihan “Kami telah mengalokasikan kegiatan Gerakan Penanganan DPI untuk Provinsi Jawa Tengah sekaligus pengusulan bantuan benih bagi yang puso ke Direktorat Perbenihan” jelas Rachmat.
Senada dengan Rachmat, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan bahwa Kementan akan selalu siap membantu petani dalam menangani gangguan DPI di lahan persawahannya “Seluruh stakeholder pertanian siap untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari gangguan DPI”, ungkap Suwandi.
Gerakan Penanganan DPI menjadi bukti konkret komitmen Kementan dalam menjaga produksi tanaman pangan. “Resiliensi mesti diciptakan untuk menghadapi DPI yang berdampak besar terhadap sektor pertanian”, pungkas Suwandi.
Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan sektor pertanian dalam menghadapi kuatnya perubahan iklim global.
Perubahan yang bukan hanya teori ataupun topik perdebatan para ilmuwan semata, sekarang ini perubahan sudah dirasakan hampir di semua sektor. Utamanya di sektor pertanian, yang diperkirakan akan terdampak sangat besar akibat Perubahan Iklim.
(*/Adv)
Komentar
You must login to comment...Be the first comment...

Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
1134/DP-Verifikasi/K/X/2023
Berita Terpopuler

Jelang Iduladha, Ini Langkah Kementan Amankan Kesehatan Hewan Kurban
Wednesday, 07 May 2025 19:17 WIB
Buka Kornas Penyuluh Pertanian Se-Indonesia, Mentan Amran Pastikan PPL Bergerak Wujudkan Swasembada Pangan
Thursday, 08 May 2025 15:58 WIB
Mentan Amran Targetkan Kaltara Panen Tiga Kali Setahun, Fokus Benahi Irigasi
Thursday, 08 May 2025 22:48 WIB